Kabupaten Kolaka UtaraKabupaten KonaweKABUPATEN MUNAKabupaten Muna BaratKOTA KENDARISULTRA

Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024

KENDARI, DT – Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto (ABR) menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat tiba di Bandar Udara TNI Angkatan Udara (AU) Halu Oleo Kabupaten Konawe Selatan Minggu (12/05/2024). “Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024.”

Pj. Gubernur Sultra didampingi Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun, Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol. Dwi Irianto dan Danlanud Haluoleo Kolonel Pnb. Lilik Eko Susanto.

Andap Budhi Revianto sambut kedatangan Presiden Jokowi di Bandar Udara TNI AU Halu Oleo, Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024
Andap Budhi Revianto sambut kedatangan Presiden Jokowi di Bandar Udara TNI AU Halu Oleo, Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024

Presiden tiba dengan menggunakan pesawat kepresidenan dampingi sejumlah Menteri diantaranya Menteri PUPR Mochamad Basuki Hadimoeljono, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Kepala Negara dan rombongan mendarat sekitar pukul 16.20 WITA.

Selanjutnya, Presiden Jokowi bersama tiga menteri nya dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan kerja atau Kunker di lima kabupaten/kota yaitu Kota Kendari, Kabupaten Muna, Muna Barat, Konawe dan Kabupaten Kolaka Utara.

Kunjungan kerja di empat kabupaten tersebut dijadwalkan bakal dilaksanakan selama dua hari ke depan mulai Senin 13 Mei hingga Selasa 14 Mei 2024.

Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024
Didampingi Sejumlah Menteri, Presiden Jokowi Dijadwalkan Akan Kunker di Kota Kendari, Muna, Mubar, Konawe, dan Kolut 13-14 Mei 2024

Agenda Presiden RI antara lain peresmian pelaksanaan Inpres Jalan Daerah, peresmian Bendungan Ameroro, tinjauan pasar dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), hingga menyerahkan bantuan pangan penerima manfaat.

Pj Gubernur ABR berharap, kunjungan orang nomor satu RI di Sulawesi Tenggara akan berdampak positif untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara.

baca juga:

“Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini, Bapak Presiden berkenan melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Tenggara. Semoga ini menjadi pertanda baik untuk Sultra yang semakin maju, modern, dan sejahtera ” ujar Andap.

Eks Kapolda Sulawesi Tenggara itu juga menambahkan kedatangan atau kunjungan Presiden Jokowi di Bumi Anoa menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara. (*)

Baca juga Berita Lainnya:

Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Sukses Gelar Pelatihan Kriya Batik di Wakatobi, Peserta Terbaik Difasilitasi Dapatkan HAKI dari Kemenkumham RI

  • Pelatih Kriya Batik Arie Tourisno Hadi: Peserta Di Wakatobi Sudah Punya Basic Tenun Dan Mampu Mengartikan Filosofi Motif Batik Yang Dilukis

WAKATOBI, DT- Sedikitnya ada 40 orang pelaku usaha kreatif di Wakatobi terlibat dalam Pelatihan Inovasi dan Kreasi Bagi Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya Batik di Kabupaten Wakatobi. “Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Sukses Gelar Pelatihan Kriya Batik di Wakatobi, Peserta Terbaik Difasilitasi Dapatkan HAKI dari Kemenkumham RI.”

Pelatihan ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara yang berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, berlangsung selama tiga hari terhitung sejak tanggal 24-26 Oktober 2023, di Patuno Resort Wakatobi.

Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri yaitu dosen Jurusan Tradisi Lisan Fakultas Ilmu Budaya UHO, Arie Toursino Hadi, M.Hum . yang fokus memberikan pelatihan menggunakan canting dan mendesain gambar, dan pemateri lainnya Widhyasmaramurti, S.S., M.A., dosen Jurusan Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang fokus memberikan pelatihan pewarnaan kain menjadi batik.

Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Sukses Gelar Pelatihan Kriya Batik di Wakatobi, Peserta Terbaik Difasilitasi Dapatkan HAKI dari Kemenkumham RI
Dinas Pariwisata Provinsi Sultra Sukses Gelar Pelatihan Kriya Batik di Wakatobi, Peserta Terbaik Difasilitasi Dapatkan HAKI dari Kemenkumham RI

Kabid Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Sri Resqina Ruspian Laydi, S.I.P., M.Si. mengatakan kegiatan itu bertujuan antara lain mengenalkan seni batik tulis dan teknik pembuatannya kepada sumber daya manusia ekonomi kreatif sub sektor kriya dan meningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia ekonomi kreatif sub sektor kriya yang berkualitas dan berdaya saing.

“Selain itu, kegiatan ini juga mendorong pengembangan produk batik tulis yang inovatif, kreatif dan sesuai dengan permintaan pasar dan menciptakan peluang sumber pendapatan bagi sumber daya manusia ekonomi sub sektor kriya melalui peningkatan produktivitas dan nilai produk batik tulis.

Dia pun mejelaskan kegiatan yang mengangkat tema kriya batik, menjadi salah satu wadah masyarakat Wakatobi yang memiliki komunitas kriya untuk dilestarikan.

“Di Wakatobi ada komunitas kriya, ada pengrajin tenun, pembuat produk-produk berbahan anyaman, namun pembuatan tenun butuh waktu lama dan pemasaran mahal. Nah, ini batik pembuatannya tidak memakan waktu cukup lama dan yang paling penting harganya bisa menjangkau semua kalangan terutama menengah kebawah,” jelas Sri Resqina ketika diwawancara Baubau Post, Kamis (26/10/2023)

03 12

Selain itu, lanjutnya, sebagai bentuk pengembangan peningkatan pengetahuan bagi masyarakat pelaku usaha ekonomi kreatif pada sub sektor kriya, khususnya kriya batik sehingga ke depannya Kabupaten Wakatobi bukan hanya dikenal dengan destinasi wisatanya saja, akan tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat maupun daerah.

Pelatih Kriya Batik Arie Toursino Hadi pun sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan juga peserta yang ikut terlibat yang rata-rata sudah berlatar belakang pelaku usaha. Ada yang bekerja sebagai designer, ada sebagai penenun dan juga ada yang sudah memiliki basic seni.

“Sehingga ketika kita memperkenalkan dan mengajarkan cara membatik, peserta sudah tahu apa yang mesti mereka buat. Misalnya bagaimana membuat batik dengan motif-motif yang cocok bertemakan Wakatobi. Tahu mengartikan filosofi tentang makna motif yang dibuat,” tuturnya, ketika diwawancara, Jumat (27/10/2023).

Arie Toursino Hadi mencontohkan kalau peserta membuat motif terumbu karang atau ikan itu mereka sudah tahu makna filosofinya. Bahkan ada peserta yang membuat mercusuar. “Pokoknya hasil membatik peserta itu unik-unik sehingga saya sesungguhnya berada dalam kelas pelatihan ini belajar lagi. Mereka menginspirasi saya,” lanjutnya.

Dosen Tradisi Lisan UHO itu pun menggambarkan potensi kriya batik di Wakatobi dapat berkembang dari yang awalnya peserta sudah punya basic membuat tenun jadinya dengan adanya pelatihan ini mereka bisa memilih untuk membatik.

“Karena disamping harga batik ini lebih murah dari tenun, pemilihan kain batik lebih tipis dibanding tenun yang bisa dibuat jadi sarung atau selendang. Membatik itu ekspresionis tergantung tangannya ahli menggambar atau melukis. Jadi bisa buat tenun ala Wakatobi dan menjadi souvenir dan oleh-oleh Wakatobi,” tuturnya.

Arie Toursino Hadi mengatakan karya seni membatik bisa diaplikasikan di daerah mana saja di Sultra. Hanya saja ada kendala atau kesulitan yang dihadapi yaitu peralatan membatiknya masih harus didatangkan dari pulau Jawa.

13

“Yang susah itu alat cantingnya dan malamnya atau waksnya (lilin). Kalau pewarnanya, penenun itu mereka sudah punya. Akan tetapi sebenarnya ada jalan keluarnya yaitu bisa membeli alat cantingnya lalu ada UMKM yang bisa meniru alat cantingnya untuk dibuatkan. Kalau ini bisa diatasi maka bisa mengurangi biaya produksi kriya batik,” tuturnya.

Sementara itu, Sarman Samara, seorang peserta sekaligus Ketua Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Wakatobi mengucapkan terimakasih kepada Dispar Sultra yang sudah memilih Wakatobi untuk membuat pelatihan tersebut dan berkolaborasi dengan Dispar Wakatobi untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Harapan kami juga kepada Pemda Wakatobi, pada dinas terkait untuk melanjutkan membuat pelatihan membatik ini secara periodik sehingga batik sebagai budaya Indonesia telah diakui oleh dunia internasional, bisa menjadi sarana melestarikan budaya juga sarana untuk mempromosikan potensi budaya dan potensi pariwisata Wakatobi,” harap Sarman.

baca juga:

Sebagai peserta tentu sangat mengapresiasi para narasumber kompeten yang telah turun menyampaikan materi yang sangat relevan dengan kebutuhan para komunitas pegiat seni dalam menenun, membatik dan menganyam.
Diakhir kegiatan ini, peserta dengan karya desain batik terbaik difasilitasi untuk mendapatkan HAKI dari Kemenkumham RI.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *