Kabupaten Buton SelatanPERISTIWASULTRA

GEMA Busel Demonstrasi di Hari Pertama Bupati Buton Selatan Muh Adios Berkantor, Aspirasikan Dualisme Sekda Hingga Jalan Rusak dan Listrik 24 Jam

BUSEL, DT- Massa Aksi GEMA Buton Selatan melakukan aksi dihari pertama Bupati Busel Muh Adios dan Wakilnya Risawal. GEMA Busel menyampaikan aspirasinya agar dibawah kepemipinan Mub Adios-Risawal terjadi percepatan pembangunan di negeri Gajah Mada. “GEMA Busel Demonstrasi di Hari Pertama Bupati Buton Selatan Muh Adios Berkantor, Aspirasikan Dualisme Sekda Hingga Jalan Rusak dan Listrik 24 Jam,”

Demonstrasi yang dilakukan pada Rabu 5 Maret 2025 itu disambut baik oleh Bupati Busel Muh Adios. Massa menyampaikan aspirasinya mulai dari dualisme Sekda Buton selatan, perbaikan jalan di Kepulauan Siompu, aliran listrik di Kecamatan Kadatu, Batu Atas, dan Siompu), hingga jaringan telekomunikasi dan infrastruktur.

BUSEL, DT- Massa Aksi GEMA Buton Selatan melakukan aksi dihari pertama Bupati Busel Muh Adios dan Wakilnya Risawal. GEMA Busel menyampaikan aspirasinya agar dibawah kepemipinan Mub Adios-Risawal terjadi percepatan pembangunan di negeri Gajah Mada. "GEMA Busel Demonstrasi di Hari Pertama Bupati Buton Selatan Muh Adios Berkantor, Aspirasikan Dualisme Sekda Hingga Jalan Rusak dan Listrik 24 Jam,"
GEMA Busel Demonstrasi di Hari Pertama Bupati Buton Selatan Muh Adios Berkantor, Aspirasikan Dualisme Sekda Hingga Jalan Rusak dan Listrik 24 Jam

Korlab Gema Busel Isra meminta kepada Bupati terpilih agar listrik di Kecamatan kadatua dan batu Atas bisa menyala 24 jam sebagaimana di kecamatan lain yang ada di Busel. Begitu juga dengan perbaikan jalan di Kecamatan Siompu agar mendapat perhatian Pemerintah.

Bupati Busel Muh Adio pun menerima apa yang menjadi aspirasi GEMA Busel dan berjanji akan menyelesaikan beragam perosoalan di Buton Selatan. “Tapi kasih kami kesempatan untk bekerja. Saya senang GEMA Busel menyampaikan aspirasinya dan aspirasi masyarakat itu harus direalisasikan,” tuturnya.

Bahkan Muh Adios menegasjab sebagai putra daerah ia berkomitmen akan melakukan sebuah perubahan kearah yang lebih baik untuk Kabupaten Buton Selatan.

“Saya harus tanggapi, posisi dan perjuangan kalian. Saya adalah Bupati Buton Selatan saya akan bekerja lebih baik, ingat apa yang kalian tadi orasikan kasih kesempatan saya untuk bekerja,” imbuhnya.

Ditempat yang sama, Korlap GEMA Busel, Isra mengapresiasi respon positif yang diberikan Bupati dan Wakil Bupati Busel yang menanggapi sejumlah aspirasi yang sudah disampaikan.

baca juga:

“Menurut kami teman-teman dari GEMA Busel respon Bupati sangat baik sekali karena memang dari beberapa kali, puluhan kali bahkan ratusan kali kami turun baru hari ini langsung kami ditemui Bupati Buton Selatan,” ucapnya. (*)

baca berita lainnya:

Tradisi Ramadan di Buton Selatan Dari Haroa Hingga Nyekar

BUSEL, DT-Menjelang 1 Ramadan atau bulan puasa umat muslim diberbagai penjuru dunia marayakan penuh suka cita sebagai bulan penuh berkah. Tak terkecuali di Kabupaten Buton Selatan yang memiliki penduduk mayoritas muslim. “Tradisi Ramadan di Buton Selatan Dari Haroa Hingga Nyekar.”

Tradisi Ramadan di Buton Selatan Dari Haroa Hingga Nyekar
Tradisi Ramadan di Buton Selatan Dari Haroa Hingga Nyekar

Meski penetapan 1 ramadan belum diputuskan pemerintah. Namun berbagai persiapan sudah nampak terlihat. Seperti yang terlihat di Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga. Sejumlah warga bergotong royong membersihkan pemakaman umum. Sebagian remaja masjid juga tampak antusias membersihkan masjid maupun halamannya.

Begitupun di Kecamatan Sampolawa maupun kecamatan lain. Sejumlah masjid sudah mulai tampak dipercantik, pemakaman keluarga maupun umum dibersihkan. Tradisi ini sudah turun temurun/tradisi dilaksanakan tiap jelang bulan puasa maupun lebaran.

Sejumlah pasar di wilayah Busel tampak ramai pengunjung. Paling banyak ibu-ibu untuk berbelanja kebutuhan untuk menu makanan dan masakan agar dapur tetap mengepul jelang 1 ramadan.

Tradisi berdoa bersama atau haroa/baca-baca ini sudah umum dilaksanakan di masyarakat Buton. Tak terkecuali di Busel. Sejumlah warga yang kerja atau mengenyam pendidikan daerah terdekat seperti di Kabupaten Buton maupun di Kota Baubau sekitarnya pulang kampung atau mudik. Merayakan awal ramadan atau haroa bersama.

“Kita penuhi kebutuhan mau haroa sebentar malam, jadi menu pangan lokal maupun kebutuhan lain seperti janur daun kelapa pisang, ubi, ayam, ikan wajib dihidangkan menjelang puasa besok. Ayam kita masak santan kuah campur daun kedondong , ikan wajib ada parende,” ujar salah seorang ibu saat ditemui di pasar Mambulu, Kecamatan Sampolawa, padi tadi.

Tak hanya itu tradisi nyekar di makam leluhur atau berziarah juga dilaksanakan masyarakat di Busel. Nyekar di makam ini dilakukan sore hari jelang magrib. Seperti yang terlihat di TPU Majapahit, TPU Burukene Kecamatan Batauga.

Selain menunaikan ibadah puasa, umat Muslim juga memanfaatkan momen ini untuk memperdalam nilai-nilai spiritual, meningkatkan amal ibadah, dan mempererat hubungan sosial dalam keluarga maupun komunitas.

Seperti dikutip dari thenationalnews.com Jumat, (28/2/2025), berikut adalah rangkuman beberapa tradisi unik yang dijalankan selama bulan suci Ramadan dari Indonesia.

baca juga:

Nyekar, menjelang datangnya Ramadan ratusan umat Muslim di Indonesia berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur dan kerabat mereka untuk berziarah serta mendoakan arwah yang telah berpulang. Tradisi ini dikenal sebagai nyekar dan dilakukan dengan menaburkan kelopak mawar di atas makam serta melafalkan doa bagi mereka yang telah meninggal dunia.

Ritual ini bertujuan untuk mempererat ikatan keluarga sebagai bentuk persiapan menyambut salah satu bulan paling suci dalam Islam.Nyekar umumnya dilakukan sekitar satu minggu sebelum Ramadan dimulai. Meskipun tradisi ini banyak dijalankan oleh umat Muslim di Indonesia, terdapat kontroversi mengenai praktiknya. Beberapa kelompok yang lebih konservatif menganggapnya sebagai tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. (*)

Baca Berita Lainnya:

Evaluasi APBDesa 2025 di Busel Difokuskan Skala Prioritas Untuk Membangun Desa Berkelanjutan

BATAUGA, DT- Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Buton Selatan menggelar evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun anggaran 2025. Awal pekan ini difokuskan di Desa Bahari untuk 13 desa di Kecamatan Sampolawa. “Evaluasi APBDesa 2025 di Busel Difokuskan Skala Prioritas Untuk Membangun Desa Berkelanjutan,”

Selanjutnya menyusul enam kecamatan lain dilakukan evaluasi APBDesa. Total 60 desa di Busel akan dilakukan evaluasi secara bertahap.

Kadis BPMDes Busel La Amirudin menyatakan, ini sangat perlu dilakukan singkronisasi program maupun kesesuaian aturan yang berlaku.

Evaluasi APBDesa 2025 di Busel Difokuskan Skala Prioritas Untuk Membangun Desa Berkelanjutan
Evaluasi APBDesa 2025 di Busel Difokuskan Skala Prioritas Untuk Membangun Desa Berkelanjutan

“Pemanfaatan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang telah melalui tahapan perumusan panjang bersama masyarakat Desa guna peningkatan pelayanan dan kkesejahteraan. Perlu dilakukan evaluasi untuk melihat kesesuaian dengan arah prioritas penggunaan DD berdasar peraturan yang berlaku,” katanya.

Evaluasi APBDesa diawali di 13 Desa di Kecamatan Sampolawa, namun ada empat desa yang belum siap. Empat desa itu dijadwalkan kembali di agenda evaluasi kecamatan lain. Sejak Rabu (27/2/2025) evaluasi di Kecamatan Lapandewa, menyusul Kadatua.

Sedangkan Kecamatan lain masih menunggu jadwal. Evaluasi APBDesa ini melibatkan pendamping desa kabupaten, kecamatan hingga desa. Begitupun dinas terkait maupun inspektorat.

Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2025 Menopang Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Desa

Pemerintah telah menetapkan arah kebijakan prioritas penggunaan Dana Desa untuk tahun 2025 melalui Peraturan Menteri Desa PDT Nomor 2 Tahun 2024. Kebijakan ini bertujuan mempercepat pembangunan di desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fokus utama penggunaan Dana Desa tahun 2025 yakni

1. Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa

Salah satu prioritas utama adalah alokasi maksimal sebesar 15% dari total Dana Desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Dana ini ditujukan untuk membantu masyarakat miskin ekstrem yang masih membutuhkan bantuan ekonomi, sekaligus mendukung pengentasan kemiskinan di tingkat desa.

2. Ketahanan Pangan

Dana Desa juga dialokasikan paling rendah sebesar 20% untuk mendukung program ketahanan pangan di desa. Program ini meliputi kegiatan yang berorientasi pada peningkatan produksi pangan lokal, pengolahan hasil pertanian, dan pendistribusian bahan pangan yang mendukung kemandirian desa.

3. Dana Operasional Pemerintah Desa

Sebanyak 3% dari total Dana Desa dialokasikan untuk operasional pemerintahan desa. Alokasi ini mencakup kegiatan administratif dan operasional lainnya yang menunjang pelayanan publik serta pengelolaan desa yang efektif dan efisien.

4. Pengembangan Potensi Desa dan Program Prioritas Lainnya

Dana Desa juga digunakan untuk mendukung berbagai program berikut:

– Peningkatan Desa yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim

Dana digunakan untuk memperkuat desa dalam menghadapi perubahan iklim, seperti pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengendalian bencana.

– Promosi dan Layanan Kesehatan Dasar di Desa

Fokus pada penurunan angka stunting serta peningkatan akses layanan kesehatan untuk masyarakat desa.

– Pembangunan Berbasis Padat Karya Tunai

Program ini bertujuan menciptakan lapangan kerja melalui pembangunan infrastruktur desa yang memanfaatkan bahan baku lokal.

– Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Desa Digital

Percepatan implementasi teknologi digital di desa diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik, mendukung UMKM, dan memperluas akses informasi bagi masyarakat.

5. Sektor Prioritas Lainnya

Dana Desa juga dapat digunakan untuk mendanai sektor-sektor prioritas lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa, seperti pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pengelolaan lingkungan.

baca juga:

Dengan adanya prioritas ini, diharapkan Dana Desa 2025 dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membangun desa yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan kemandirian desa. Pemerintah desa diharapkan dapat melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan agar Dana Desa tepat sasaran dan berdampak nyata bagi seluruh masyarakat desa.(*)

Visited 60 times, 10 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *