Kabupaten Buton SelatanSULTRA

Soal Kekerasan Terhadap Mahasiswa, Gempar Sultra Desak Pj Bupati Busel Mundur, Ridwan Badalla: Kalau Terbukti Saya Siap Mundur Tanpa Diminta

BUSEL, DT– Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Pejuang Rakyat (Gempar) Sultra menggelar unjuk rasa, Senin (20/1/2025). “Soal Kekerasan Terhadap Mahasiswa, Gempar Sultra Desak Pj Bupati Busel Mundur, Ridwan Badalla: Kalau Terbukti Saya Siap Mundur Tanpa Diminta.”

Pj Bupati Busel Ridwan Badallah menyampaikan klarifikasi dalam RDP atas kasus dugaan penculikan dan kekerasan yang dilaporkan oknum mahasiswa di Polres Metro Jakarta Timur
Pj Bupati Busel Ridwan Badallah menyampaikan klarifikasi dalam RDP atas kasus dugaan penculikan dan kekerasan yang dilaporkan oknum mahasiswa di Polres Metro Jakarta Timur

Mereka menyoal dugaan Pj. Bupati Busel Ridwan Badalla melakukan tindakan intimidasi dan kekerasan terhadap salah satu mahasiswa Sultra Irsan Aprianto Ridham di Jakarta Timur. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur.

Dalam tuntutan massa mendesak Pj. Bupati Buton Selatan untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Pj Bupati Buton Selatan.

Meminta DPRD Busel untuk mengeluarkan surat rekomendasi kepada Mendagri RI untuk mencopot jabatan Pj. Bupati Busel. Karena diduga sudah melanggar kode etik ASN yaitu melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap salah satu mahasiswa Sultra di Jakarta Timur.

Meminta DPRD Kab Busel untuk mengawal kasus yang melibatkan Pj. Bupati Buton Selatan sampai tuntas.

Massa aksi langsung ditemui Pj Bupati Busel Ridwan Badallah, sejumlah kepala OPD Wakil Ketua DPRD dan sejumlah anggota DPRD Busel. Mereka melakukan rapat dengar pendapat di aula kantor DPRD Busel.

F01.1b
Pj Bupati Busel Ridwan Badallah menyampaikan klarifikasi dalam RDP atas kasus dugaan penculikan dan kekerasan yang dilaporkan oknum mahasiswa di Polres Metro Jakarta Timur

La Ode Yufandi Korlap aksi, meminta klarifikasi terhadap PJ Bupati Busel dugaan keterlibatan terhadap kasus tersebut

Ia juga meminta anggota DPRD Busel untuk tegak lurus dengan DPRD tingkat Sultra yang telah membuat surat rekomendasi Kemendagri terkait pencopotan Pj. Bupati Buton Selatan.

Pj Bupati Busel Ridwan Badallah menyampaikan permohonan maaf karena baru bisa hadir di tempat ini. Karena beberapa hari ada perjalanan dinas di Jakarta terkait pembangunan Buton Selatan.

Ridwan membenarkan dilaporkan pihak tertentu kepolisi yang diduga melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap mahasiswa. Namun sampai saat ini pihaknya belum menerima surat panggilan untuk memberikan keterangan di Polres Jakarta Timur.

Melalui forum ini lanjut dia, pihaknya menyampaikan bahwa tidak pernah melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap salah satu mahasiswa Sultra. Apalagi sampai pada penculikan.

Kadis Kominfo Sultra ini menjelaskan, kasus ini sudah di tangani oleh pihak kepolisian. Apabila terbukti melakukan tindakan intimidasi dan kekerasan maka saya akan mengundurkan diri sebagai PJ. Bupati Buton Selatan.

“Saya orang sprotif demi Allah kalau saya terbukti melakukan tindakan kekerasan atau pemukulan hari ini saya ditetapkan tersangka maka saya langsung mengundurkan diri tanpa diminta pun,” tegasnya.

Ridwan juga membenarkan memang ada pertemuan bersama pelapor dan teman-temannya di salah satu warung kopi di Jakarta dengan pelapor. Untuk mendiskusikan terkait persoalan pemerasan pelapor terhadap dirinya. Setengah jam pertemuan itu tidak ada pemukulan apalagi intimidasi maupun penculikan.

“Kalau saya pukul kena giginya pasti tangan saya ada bekas, luka-luka ini tidak ada. Malahan dengar kabar sorenya pelapor giginya patah bibirnya luka,” ujarnya.

F01.2
Berkas Laporan Korban

 

Persoalan dirinya dengan pelapor bukan soal di Busel tapi jauh hari sebelum menjabat Pj Bupati Busel.

“Saya berkomitmen untuk menjaga marwah Kabupaten Buton Selatan ini, saya punya bukti saya sudah transfer Rp 5 juta kepada mereka tapi masih minta mau copot Bupati, sudah sejak September, hak-hak pribadi saya diinjak-injak,” ujarnya dengan berapi-api.

Salah satu anggota DPRD Busel La Ode Asmin menyayangkan kasus itu terjadi dan menjadi populer satu minggu belakangan ini. Kata dia, pada prinsipnya para mahasiswa ini menyampaikan aspirasi atas dasar dugaan. Namun yang terbawa-bawa nama Busel. Sebab Busel ini terlalu tramatis persoalan yang mendramatisir. Sehingga menjadi fokus perhatian berbagai pihak hingga luar Busel.

baca juga:

 

“Nama Busel yang terbawa-bawa kalau persoalan pemerasan ini terjadi sebelum jadi Pj maka selesaikan sebelum datang ke sini, kita ini sudah terlalu traumatis sudah banyak Pj di Busel ini. Olehnya itu ini masukan pak Pj jangan terlalu over aktif menyikapi persoalan, ” ujar mantan Ketum HMI Baubau ini.

Wakil Ketua 1 DPRD Busel, Hasriadi, menyatakan anggota DPRD Busel siap mengawal kasus ini sampai tuntas.

Namun demikian terkait rekomendasi yang di buat oleh DPRD Provinsi. Sultra terkait pencopotan PJ. Bupati Busel. DPRD Busel belum menyetujui rekomendasi tersebut. Karena DPRD Busel masih menunggu proses penegak Hukum. Apabila terbukti dan memiliki kekuatan hukum tetap maka DPRD Busel akan mengeluarkan proses mekanisme tahapan penerbitan surat rekomendasi pencopotan Pj. Bupati Busel.(*)

Visited 73 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *