Waspada Kasus DBD Awal Tahun di Baubau, Puskesmas Siapkan Abate Gratis
BAUBAU, DT-Kondisi kasus DBD di Kota Baubau per hari ini sejak awal Januari sampai tanggal 31 Januari 2024 sudah mencapai 30 kasus, dan setiap tahunnya tren kasus DBD ini peningkatannya di bulan Januari dan Februari agak turun serta Maret naik lagi dan puncaknya biasanya di bulan September sampai Oktober., “Waspada Kasus DBD Awal Tahun di Baubau, Puskesmas Siapkan Abate Gratis.”
Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Baubau Yuslina S.KM,. M.Si mengatakan, trend siklus untuk kasus DBD di beberapa tahun terakhir ini di awal tahun dengan di bulan September-Oktober lonjakan kasus selalu tinggi.
Dan dari adanya lonjakan kasus itu, Dinas Kesehatan Kota Baubau mengantisipasinya dengan melakukan pemetaan kasus. memetakan mana daerah-daerah endemis, sporadis dan bebas DBD.
Dikatakan, daerah endemis di setiap tahunnya selalu ada kasus, sedangkan daerah yang seporadis ada kasus tapi tidak setiap tahun. Maksud dan tujuan dilakukaan pemetaan karena daerah-daerah endemis inilah yang ditangani lebih dini supaya tidak terjadi kasus atau pun peningkatan kasus. Dinas Kesehatan Baubau mengevaluasi kenapa daerah itu sering ada kasus dan tentunya lagi-lagi tentang masalah timbunan sampah, genangan air.
Apalagi, sekarang memasuki cuaca ekstrem dan musim pancaroba yang terkadang hujan terus panas. Cuaca yang seperti itu sangat mendukung dengan siklus hidup nyamuk karena rata-rata siklus hidup nyamuk itu dia berkembang dari mulai telur, jentik sampai jadi nyamuk itu biasa sampai 7-10 hari.
“Jadi kalau hujan terus nyamuk belum sempat berkembang karena terkena terus air hujan. Tapi bila habis hujan apalagi ada genangan, sampah-sampah plastik yang tidak sesuai dengan tempatnya kemudian tiba-tiba panas lagi jadi otomatis kan nyamuk itu sempat berkembang di genangan atau sampah-sampah tadi yang menjadi perindukan/sarang nyamuk untuk berkembang.”katanya.
Yuslina menghimbau masyarakat untuk giat PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M+, 3M+ ini adalah menguras, membersihkan tempat-tempat penampungan, menutup dan menggunakan kembali botol-botol minuman bekas jangan sampai ada yang berserakan dan masyarakat saling mendukung lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat maka menyehatkan juga pada diri sendiri.
baca juga:
- Jelang Nataru 2023, Loka POM Baubau Amankan Ribuan Produk Pangan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
- BKB HIU Dibentuk Untuk Menggenjot Penurunan Stunting, PPKB Baubau dan BKKBN Sultra Melauncingnya di Kelurahan Labalawa
Sedangkann untuk abatisasi, itu tersedia di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) se Kota Baubau dan pemerintah sudah menyiapkan secara gratis. Diingatkan, jika ada yang datang ke rumah mengatasnamakan layanan abate dan berbayar, pasti itu bukan dari petugas kesehatan.
“Abate itu tersedia gratis dan Puskesmas bertugas bersama-sama mendampingi masyarakat untuk giat PSN sampai dengan survei jentiknya sekaligus distribusi abate itu di masyarakat untuk upaya-upaya pencegahan. Tapi kalau misalnya masyarakat yang tidak terjangkau oleh petugas Puskesmas maka silahkan bisa menghubungi Puskemas terdekat di wilayah masing-masing atau datang langsung ke Puskesmas untuk ambil abate.”tutupnya. (*)
Berita Lainnya:
Kadinkes Buteng Kasman: Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen, Optimis Bisa Capai target Nasional 14 Persen
LABUNGKARI, DT – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) mendapatkan hasil yang baik terkait penanganan stunting. Dimana, angka Stunting di Buteng mengalami trend positif, dari 22,4 persen turun 15,7 persen. “Kadinkes Buteng Kasman: Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen, Optimis Bisa Capai target Nasional 14 Persen.”
Kepala Dinas Kesehatan Buteng Kasman mengatakan setelah beberapa bulan saja, angka stunting di Buteng kemudian mengalami penurunan kembali. Hal tersebut disandingkan dari data SSGI dan EPPGBM tahun 2021 angka stunting di Buteng berada diangka 42,7 persen.
Kemudian, di tahun 2022 turun menjadi 41,6 perseb dan tahun 2023 yang diukur real di posyandu sebanyak 8.699 orang, dan ditemukan yang stunting ada hanya 1.369 orang. Dari sini dapat disimpulkan kalau data stunting di Buteng berkurang lagi dan berada diangka 15,7 persen
“Sesuai kesepakatan kita bersama, saat rembuk stunting tingkat Kabupaten beberapa waktu lalu, bahwa fokus penguatan posyandu Kelurahan/Desa lebih ditingkatkan rupanya membuahkan hasil,” jelasnya.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari di bawah kepemimpinan Pj Bupati Buteng Andi Muhammad Yusuf, dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) ditingkat Desa/Kelurahan. Selain itu, Pj Bupati juga menunjuk Bapak/Bunda Asuh Stunting di masing-masing Kecamatan dalam rangka percepatan penurunan stunting.
baca juga:
- Genjot Penurunan Stunting, PPKB Baubau Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIU
- Sukses Turunkan Stunting, Pj Bupati Buteng di Undang ke Istana Wakil Presiden Terima Insentif Fiskal Rp 5,7 Miliar
“Tren positif penurunan stunting di Buteng terus membaik. Hal itu tidak terlepas dari kerjasa semua pihak seperti TPPS yang telah dibentuk, baik dari desa hingga Kelurahan serta peran dari Bapak/Bunda Asuh stunting dan anggota TNI/Polri yang terlibat secara penuh,” ungkapnya.
Lanjutnya, penanganan stunting, tidak seperti menangani Covid-19 lalu, semua dapat dilalui hanya jika semua komponen daerah bergerak bahu membahu menyelesaikan akar masalahnya.
“Jika kita terus konsisten dengan capaian yang telah dilakukan sekarang, bukan perkara yang mustahil angka 14 persen seperti yang menjadi target pemerintah pusat akan tercapai,” tutupnya.(*)
Berita Lainnya:
Tekan Stunting, DPPKB Baubau dan Kemenag Optimalisasi Aplikasi ELSIMIL
BAUBAU, DT-Program penurunan angka stunting menjadi salah satu program dari Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafi, SP, M.Si dari 8 program prioritas.Pemkot Baubau melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Baubau mengoptimalisasi pelaksanaan Penggunaan Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil ( ELSIMIL). “Tekan Stunting, DPPKB Baubau dan Kemenag Optimalisasi Aplikasi ELSIMIL.”
Plt Kadis PPKB Kota Baubau Dra Hj Asmahani, M.Si mengatakan, dalam rangka sinkronisasi Data DPPKB Kota Baubau dan Kemenag Kota Baubau untuk penggunaan aplikasi ELSIMIL telah mengambil langkah- langkah menggelar rapat koordinasi melibatkan staf ahli Bidang Kesra Setda Kota Baubau, Plt . Kepala Dinas PPKB, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Baubau, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Baubau, Camat Se-Kota Baubau, KUA Se-Kota Baubau, Lurah se-Kota Baubau, Koordinator Penyuluh Se-Kota Baubau dan Admin ELSIMIL se-Kota Baubau.
Dalam koordinasi tersebut Menyepakati beberapa poin penting antara lain, pertama, Elsimil harus dipahami oleh Pemerintah Kecamatan, Kelurahan dan KUA. Kedua, Elsimil merupakan alat screening terhadap calon pengantin, Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan Bayi dibawah dua tahun. Ketiga, Sertifikat Elsimil harus dilampirkan dan menjadi syarat pernikahan dan pendaftaran Pernikahan di KUA. Keempat, berkoordinasi dengan Penyuluh KB dan Tim Pendamping Keluarganya ketika belum paham mengisi Elsimil. Kelima, Penyuluh KB belum berkoordinasi dengan Pemerintah Kelurahan terkait perlunya Elsimil dalam proses skrining calon pengantin.
baca juga:
- Dinkes Baubau dan Tim Kemenkes Gelar Rakor Program Pendampingan Tata Kelola Program Kesehatan
- KemenPAN-RB Pastikan Tidak Mempertimbangkan Permohonan Pembukaan Kembali Tenaga Nakes untuk PPPK di Baubau, DPRD Kembali Soroti Kelalaian Pemkot Baubau
Keenam, Sertifikat Elsimil harusnya sudah diselesaikan di tingkat kelurahan sebelum berkas pendaftaran dilaporkan di KUA. Ketujuh, Bersama-sama menyepakati Standar Operasional Pelaksanaan Pemanfaatan Aplikasi elsimil dengan bekerjasama lintas sektor. Kedelapan, perlunya membentuk group guna mengoptimalkan koordinasi antara Pemerintah Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, PLKB, TPK dan KUA.Kesembilan, mendorong penerbitan Surat Edaran Walikota guna mendorong percepatan Pelaksanaan Penginputan Aplikasi Elsimil. Kesepuluh, melakukan evaluasi hasil kesepakataan para pihak terkait pengisian Aplikasi Elsimil dalam satu bulan kedepan.
Dikatakan Asmahani, aplikasi bertujuan menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin. Sehingga, dibutuhkan koordinasi dari semua pihak.(*)